Jumat, 19 Januari 2018

Skabies

Skabies
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiel var hominis, dan produknya. Ditandai gatal malam hari, mengenai sekelompok orang, dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. Gejala klinis dapat terlihat polimorfi tersebar di seluruh badan.
Epidemologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Cara penularan:

  1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual
  2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.
Patofisiologi
Siklus hidup Sarcoptes Scabei ini setelah berpidah inang akan segera melakukan perkawinan yang terjadi di atas kulit, jantan akan segera mati setelah perkawinan tetapi terkadang dapat hidup di terowongan. Betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2 – 3 milimeter sehari sambil meletakkan terlurnya 2 sampai 50 telur. Betina bisa hidup di terowongan sampai sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya dalam 3 sampai 10 hari dan menjadi larva dan tinggal di dalam terowongan. Sampai menjadi dewasa tetapi berada di dalam terowongan.
Aktivitas di dalam kulit menyebabkan rasa gatal dan menimbulkan respon imunitas dan humoral serta mampu meningkatkan IgE baik di serum atau di kulit. Skabies sangat menular dan transmisinya bisa melalu kontak langsung dari kulit ke kulit ataupun tak langsung melalui perantara benda.
Kelainan kulit dapat tidak hanya disebabkan oleh parasit sendiri tetapi juga oleh penderita akibat garukan. Gatal yang terjadi akibat sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta skabies yang memerlukan waktu kira kira 1 bula setelah investasi. Awalnya kelainan menyerupai dermatitis dengan ditemukan papul, vesikel, dll. Dengan garukan dapat timbul erosi, krusta, dan  infeksi sekunder.
Gejala Klinis dan Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut:

  1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
  2. Penyakit ini menyerang sekelompok manusia, misalnya dalam sebuah keluarga. Sehingga seluruh keluarga terkena infeksi, di asrama. atau pondokan.
  3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Namun, kunikulus biasanya sukar terlihat. karena sangat gatal pasien selalu menggaruk, kunikulus dapat rusak karenanya. Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (perempuan), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (laki-laki). Serta pada bayi dapat menyerang telapak tangan, telapak wajah, kepala.
  4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau. Selain tungau dapat ditemukan telur dan kotoran (skibala).
Varian Skabies

  1. Skabies Norwegia (skabies berkrusta)
    Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik, serta skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak. Penyakit terdapat pada pasien dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik dan psikosis.
  2. Skabies nodular
    Skabies dapat berbentuk nodular bila lama tidak mendapat terapi. sering terjadi pada bayi dan anak, atau pada pasien dengan imunokompremais.
Diagnosis
Cara menemukan tungau:

  1. Carilah mula-mula terowongan kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah objek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya
  2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
  3. Dengan membuat biopsi
Tata Laksana
Jenis obat topikal:

  1. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaan dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Kekurangan yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian serta kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
  2. Emulsi benzi -benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal dan panas setelah dipakai.
  3. Gama benzena heksa klorida (gemeksan/gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan ibu hamil karena toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala, diulangi seminggu kemudian.
  4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai du efek sebagai antiskabies dan antigatal; arus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.
  5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim efektivitas sama, aplikasi hanya sekali, dan dibersihkan dengan mandi setelah 8-10 jam. Pengobatan diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.

Pencegahan

Perlu dilakukan edukasi pada pasien tentang penyakit skabies, perjalanan penyakit, penularan cara eradikasi tungau skabies, menjaga higiene pribadi, dan tata cara pengolesan obat. Rasa gatal terkadang tetap berlangsung walaupun kulit sudah bersih. Pengobatan dilakukan pada orang serumah dan orang di sekitar pasien yang berhubungan erat.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.