Jumat, 19 Januari 2018

Influenza

Influenza
Definisi
Influenza merupakan penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Prognosis dari influenza pada umumnya baik, penyakit yang tanpa komplikasi ini berlangsung 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.

Epidemiologi
Jumlah kematian pada saat pandemi dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih tinggi daripada angka-angka pada keadaan non-epidemik. Reservoir penyakit influenza adalah manusia sendiri. Diduga reservoir hewan seperti babi, kuda, dan unggas memegang peran penting sebagai penyebab terjadinya strain virus influenza yang baru, karena terjadinya rekombinasi gen dengan strain-strain virus influenza yang berasal dari manusia. Penyebaran penyakit ini melalui droplet.

Etiologi
Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomyxovirus golongan RNA. Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B, dan C. ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemic. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.
Influenza virus sebagai penyebab influenza pada manusia memiliki kemampuan adaptif untuk mempertahankan diri dari serangan imiunitas host. Kemampuan adaptif ini terbagi menjadi dua yaitu Antigenic shift dan Antigenic drift.
Antigenic drift adalah kemampuan virus untuk merubah protein-protein yang melekat pada outer surface dengan tujuan agar sistem imun host tidak mengenali virus tersebut. Dalam antigenic drift, antigen virus dapat berubah namun materi genetik virus tetap sehingga perubahan/dampak yang timbul pada host pun tidak terlalu parah. Karena tujuan dari antigenic drift hanyalah untuk mengelabui/menghindari sistem imun tubuh maka hal ini dapat terjadi setiap waktu dan bertahap. Antigenic drift juga menjadi alasan mengapa seseorang yang memiliki riwayat terkena flu dapat terkena flu kembali apabila sistem imun turun.
Antigenic shift adalah kemampuan adaptif virus untuk merubah materi genetik dengan mengkombinasikan/menggabungkan dua materi genetik dari dua virus yang berbeda untuk selanjutnya membentuk materi genetik baru dalam bentuk virus yang baru pula. Antigenic shift terjadi pada saat tertentu, khususnya saat terjadi outbreak dari dua virus secara bersamaan. Antigenic shift menjadi alasan mengapa terdapat virus-virus baru yang bermunculan seiring perkembangan jaman.

Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya di traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius 10 virus/droplet, 50% orang-orang yang terserang dosis ini akna menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk ke dalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel yang lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopolisakarida kuman Gram negatif.

Manifestasi Klinis
Pada umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek, dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda karakterisrik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir tenggorok.

Diagnosis

  • Usap tenggorok atau usap hidung dan harus diperoleh sedini mungkin, biasanya pada hari-hari pertama sakit.
  • Uji fiksasi komplemen atau inhibisi hemaglutinasi.
  • Pemeriksaan antibody fluoresen yang khusus tersedia untuk tipe virus influenza A.

Tata Laksana
Pasien dapat diobati secara simtomatik. Obat oseltamivir 2x75 mg sehari selama 5 hari akan memperpendek masa sakit dan mengurangi keperluan antimikroba untuk infeksi sekunder. Zanamivir dapat diberikan secara local secara inhalasi, makin cepat obat diberikan makin baik.

Sumber:

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.