Influenza
Definisi
Influenza merupakan penyakit infeksi akut saluran
pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan
sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Prognosis dari
influenza pada umumnya baik, penyakit yang tanpa komplikasi ini berlangsung 2-7
hari dan biasanya sembuh sendiri.
Epidemiologi
Jumlah kematian pada saat pandemi dapat mencapai puluhan
ribu orang dan jauh lebih tinggi daripada angka-angka pada keadaan
non-epidemik. Reservoir penyakit
influenza adalah manusia sendiri. Diduga reservoir hewan seperti babi, kuda,
dan unggas memegang peran penting sebagai penyebab terjadinya strain virus influenza yang baru, karena
terjadinya rekombinasi gen dengan strain-strain
virus influenza yang berasal dari manusia. Penyebaran penyakit ini melalui
droplet.
Etiologi
Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomyxovirus golongan RNA. Pada saat
ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B, dan C. ketiga tipe ini dapat
dibedakan dengan complement fixation test. Tipe B biasanya hanya menyebabkan
penyakit yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang saja sampai
mengakibatkan epidemic. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk
manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.
Influenza virus sebagai penyebab influenza pada manusia memiliki kemampuan adaptif untuk
mempertahankan diri dari serangan imiunitas host.
Kemampuan adaptif ini terbagi menjadi dua yaitu Antigenic shift dan Antigenic
drift.
Antigenic drift adalah kemampuan virus untuk merubah
protein-protein yang melekat pada outer
surface dengan tujuan agar sistem imun host
tidak mengenali virus tersebut. Dalam antigenic
drift, antigen virus dapat berubah namun materi genetik virus tetap
sehingga perubahan/dampak yang timbul pada host
pun tidak terlalu parah. Karena tujuan dari antigenic drift hanyalah untuk mengelabui/menghindari sistem imun
tubuh maka hal ini dapat terjadi
setiap waktu dan bertahap. Antigenic
drift juga menjadi alasan mengapa seseorang yang memiliki riwayat terkena
flu dapat terkena flu kembali apabila sistem imun turun.
Antigenic shift adalah kemampuan adaptif virus untuk merubah
materi genetik dengan mengkombinasikan/menggabungkan dua materi genetik dari
dua virus yang berbeda untuk selanjutnya membentuk materi genetik baru dalam
bentuk virus yang baru pula. Antigenic
shift terjadi pada saat tertentu, khususnya saat terjadi outbreak dari dua virus secara
bersamaan. Antigenic shift menjadi
alasan mengapa terdapat virus-virus baru yang bermunculan seiring perkembangan
jaman.
Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan
lokalisasinya di traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran
partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas.
Pada dosis infeksius 10 virus/droplet, 50% orang-orang yang terserang dosis ini
akna menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan
bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk ke dalam sel, dalam beberapa
jam sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan
menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel
untuk pindah ke sel yang lain. Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi
tidak sehebat efek pirogen lipopolisakarida kuman Gram negatif.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit
otot, batuk, pilek, dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak.
Gejala-gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada
pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda karakterisrik kecuali
hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir tenggorok.
Diagnosis
- Usap tenggorok atau usap hidung dan harus diperoleh sedini mungkin, biasanya pada hari-hari pertama sakit.
- Uji fiksasi komplemen atau inhibisi hemaglutinasi.
- Pemeriksaan antibody fluoresen yang khusus tersedia untuk tipe virus influenza A.
Tata Laksana
Pasien dapat diobati secara simtomatik. Obat oseltamivir
2x75 mg sehari selama 5 hari akan memperpendek masa sakit dan mengurangi
keperluan antimikroba untuk infeksi sekunder. Zanamivir dapat diberikan secara
local secara inhalasi, makin cepat obat diberikan makin baik.
Sumber:
Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI
0 komentar:
Posting Komentar