Senin, 11 Februari 2019

Osteoporosis

Definisi
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang dimana terdapat penurunan masa tulang tanpa disertai kelainan pada matriks tulang.
Sumber : https://www.drfuhrman.com/library/health-concerns/18/osteoporosis-and-osteopenia

Insiden
Kelainan ini 2-4 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Dari seluruh penderita, satu diantara 3 wanita yang berumur diatas 60 tahun dan satu diantara enam pria yang berumur di atas 75 tahun akan mengalami patah tulang akibat kelainan ini.

Etiologi
Osteoporosus merupakan hasil interaksi kompleks yang menahun antara genetik dan lingkungan. Faktor yang mempengaruhi adalah:

  1. Umur, lebih sering pada usia tua
  2. Ras kulit putih memiliki resiko yang lebih tinggi
  3. Faktor keturunana
  4. Menopause dini
  5. Kortikosteroid
  6. Jenis Kelamin, lebih sering terjadi pada wanita menopause karena pada saat usia lansia kadar estrogen dalam tubuh berkurang drastis sehingga tidak ada yang mempertahankan keutuhan tulang.
  7. Gaya hidup seperti sering merokok dan banyak minum alkohol.
Jenis Osteoporosis
  1. Osteoporosis primer, terbagi atas dua tipe yaitu 1) tipe yang timbul pada wanita pasca menopause dan 2) terjadi pada orang lanjut usia baik pada pria maupun wanita
  2. Osteoporosis sekunder biasanya disebabkan oleh penyakit tulang erosif (misalnya hipertirodisme, hiperparatiroidisme, mieloma multiple) dan akibat obat-obatan yang toksik.
  3. Osteoporosis idiopatik, osteoporosis yang tidak diketahuo penyebabnya dan biasanya ditemukan pada:
    • Usia anak (juvenil)
    • Usia remaja (adolesen)
    • Wanita pra menopause
    • Pria usia pertengahan
Gambaran Klinis
  1. Nyeri tulang. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang atau punggung yang intensitas serangannya meningkat pada malam hari. Karena pada saat malam hari, seseorang tersebut tidak melakukan aktivitas yang intens sehingga apabila terdapat nyeri maka akan dirasakan.
  2. deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatik pada vertebra dan menyebabkan kifosis anguler yang dapat menyebabkan medula spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
Diagnosis
Pada dasarnya penderita osteoporosis yang datang ke dokter dibagi dalam dua keadaan, yaitu:
  • Sebelum terjadi patah tulang. Penderita biasanya datang dengan nyeri tulang terutama tulang belakang bungkuk dan sudah melewati masa menopause. Untuk menegakkan diagnosis yang akurat dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu:
    • Pemeriksaan non invasif
      • Pemeriksaan analisis aktifasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang
      • Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
      • Pemeriksaan absorpsiometri
    • Pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan ini bersifat invasif dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas mineralisasi tulang. Biopsi dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka.
    • Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan kimia darah dan kimia urin biasanya dalam batas normal, sehingga pemeriksaan ini tidak membantu kecuali pada pemeriksaan biomarkers osteocalcin (G1a protein) dan osteonektin untuk melihat proses mineralisasi serta untuk membedakannya dengan nyeri tulang oleh kausa lain.
  • Sesudah terjadi patah tulang. Penderita biasanya datang dengan keluhan tiba tiba punggung terasa nyeri (nyeri punggung akut), nyeri pada pangkal paha atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh. Dengan pemeriksaan radiologis dapat dilihat gambaran patah tulang pada tempat itu.
Penatalaksanaan
Penanganan yang dapat dilakukan meliputi:
  1. Jaga pola makan
  2. Pemberian kalsium dosis tinggi
  3. Pemberian vitamin D dosis tinggi
  4. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung
Pencegahan
Menghindari faktor resiko seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan berhati-hati dalam aktivitas..
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.